Pada tanggal 4 November 2024, kabar duka datang dari Ukraina setelah diumumkan bahwa seorang sukarelawan asal Taiwan telah tewas dalam pertempuran yang berlangsung di wilayah timur negara tersebut. Ini merupakan kematian kedua dari sukarelawan Taiwan dalam konflik yang telah berkepanjangan, dan hal ini mengejutkan serta mengguncang komunitas lokal di Taiwan.
Sukarelawan yang tewas tersebut diidentifikasi sebagai Chen Ming-Hao, seorang mantan anggota militer yang tergerak untuk membantu Ukraina dalam perjuangan melawan invasi. Chen dilaporkan telah berada di Ukraina selama beberapa bulan, membantu pasukan lokal dalam pelatihan dan logistik. Keberaniannya mencerminkan semangat solidaritas internasional yang mendalam.
Pemerintah Taiwan menyampaikan bela sungkawa yang mendalam atas kehilangan ini dan mengutuk kekerasan yang terus terjadi di Ukraina. Keluarga Chen juga mengungkapkan rasa duka yang mendalam dan menghargai keputusan putra mereka untuk membantu orang lain dalam situasi sulit. Mereka meminta agar masyarakat menghormati privasi mereka dalam masa berduka ini.
Kematian Chen menyoroti risiko yang dihadapi oleh sukarelawan asing yang terlibat dalam konflik di Ukraina. Banyak individu dari berbagai negara, termasuk Taiwan, datang untuk memberikan bantuan medis, pelatihan militer, dan dukungan logistik. Namun, terlibat dalam konflik bersenjata membawa risiko yang signifikan, seperti yang ditunjukkan oleh kejadian tragis ini.
Meskipun kehilangan ini sangat menyedihkan, kejadian ini juga mendorong perdebatan tentang solidaritas internasional terhadap Ukraina. Banyak yang menganggap tindakan sukarelawan sebagai simbol keberanian dan kepedulian, serta panggilan bagi masyarakat internasional untuk lebih aktif dalam mendukung upaya perdamaian dan membantu mereka yang terjebak dalam konflik. Keberanian Chen dan sukarelawan lainnya diharapkan dapat menginspirasi lebih banyak orang untuk memperhatikan krisis ini.