Tissa Biani Rayakan Ramadan 2025 dengan Antusias, Ini Momen Favoritnya

Tissa Biani menyambut datangnya Bulan Suci Ramadan dengan penuh kebahagiaan. Ia selalu menantikan momen sahur serta kesempatan untuk menyiapkan hidangan bagi keluarganya.

Bagi Tissa, Ramadan menjadi waktu yang tepat untuk meningkatkan ibadah, terlebih karena bulan ini juga menjadi ajang berkumpul bersama keluarga lebih sering.

“Ada yang lebih suka buka puasa, tapi aku lebih suka sahur. Bangun pagi, menyiapkan makanan untuk keluarga, lalu setelahnya shalat subuh dan biasanya tahajud,” ujar Tissa Biani saat ditemui di Kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (26/2/2025).

Tak hanya itu, ia juga merasakan kebersamaan yang lebih erat dengan keluarga selama bulan Ramadan.

Menyibukkan Diri Selama Ramadan

Tissa mengaku lebih senang tetap aktif selama bulan puasa. Dengan berbagai kegiatan, ia merasa puasanya tidak terasa terlalu berat.

“Kalau Ramadan, aku lebih suka sibuk bekerja. Misalnya promosi Film Norma dan kegiatan lainnya, jadi puasa terasa lebih ringan,” kata Tissa.

Tantangan Menjalani Puasa

Menurut Tissa, terlalu lama diam di rumah justru membuatnya merasa lebih lemas saat berpuasa.

“Kalau di rumah, rasanya gampang ngantuk dan badan jadi lemes. Tapi kalau ada aktivitas, puasa malah terasa lebih mudah,” ungkapnya.

Menjaga Stamina dengan Vitamin

Agar tetap bugar selama Ramadan, Tissa selalu mengonsumsi vitamin dan menjaga pola istirahat yang cukup.

“Aku pastikan tetap minum vitamin karena selama puasa aku lebih banyak beraktivitas. Istirahat yang cukup juga penting,” tutupnya.

Korea Utara Uji Rudal Jelajah, Bukti Siap Serangan Balik?

Pyongyang kembali menunjukkan kekuatan militernya dengan meluncurkan serangkaian rudal jelajah strategis dalam latihan tempur yang berlangsung di Laut Kuning. Latihan ini diklaim sebagai bagian dari strategi pertahanan Korea Utara untuk memperkuat kemampuan serangan baliknya terhadap ancaman eksternal. Pemimpin tertinggi Korut, Kim Jong-un, turut hadir secara langsung dalam latihan tersebut yang berlangsung pada Rabu (26/2), seperti dilaporkan oleh media pemerintah KCNA.

Menurut laporan tersebut, rudal yang diuji coba memiliki durasi terbang hingga 130 menit dan menempuh jarak sejauh 1.587 kilometer sebelum akhirnya mencapai sasaran dengan presisi tinggi. Pyongyang menegaskan bahwa uji coba ini menjadi sinyal kuat bagi negara-negara yang dianggap sebagai musuh, menegaskan kesiapan Korea Utara dalam mempertahankan kedaulatannya dengan berbagai opsi nuklir yang tersedia.

Gambar yang dirilis oleh media pemerintah memperlihatkan Kim Jong-un dengan teropong di tangannya, menyaksikan dengan seksama saat sebuah rudal menghantam target dan menyebabkan ledakan besar. Dalam pernyataannya, Kim Jong-un menekankan pentingnya memiliki kemampuan serangan yang kuat sebagai bentuk pertahanan terbaik. “Kemampuan serangan yang luar biasa adalah bentuk pencegahan paling sempurna,” tegasnya.

Ketegangan Meningkat di Semenanjung Korea

Ketegangan antara Korea Utara dan Korea Selatan terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Pyongyang menuduh musuh-musuhnya, terutama Korea Selatan dan Amerika Serikat, sengaja menciptakan instabilitas keamanan melalui latihan militer bersama. Bulan depan, Seoul bersama Washington akan menggelar latihan gabungan bertajuk Freedom Shield, yang sering kali dianggap oleh Korea Utara sebagai simulasi invasi terhadap wilayahnya.

KCNA tidak memberikan rincian lokasi pasti uji coba rudal tersebut, tetapi laporan dari situs pemantau Korea Utara, NK News, menyebutkan bahwa kemungkinan besar peluncuran dilakukan di wilayah Nampho, sekitar 130 kilometer dari perbatasan dengan Korea Selatan.

Semenanjung Korea sendiri masih berada dalam status perang teknis sejak konflik 1950-1953 berakhir tanpa perjanjian damai, melainkan hanya gencatan senjata. Sepanjang tahun lalu, Korea Utara terus meningkatkan aktivitas militer dengan meluncurkan berbagai rudal balistik, meskipun tindakan ini bertentangan dengan resolusi PBB.

Dugaan Keterlibatan Korea Utara dalam Perang Rusia-Ukraina

Selain meningkatkan aktivitas militernya di Semenanjung Korea, Korea Utara juga diduga telah mengirim ribuan tentaranya ke Rusia untuk berpartisipasi dalam konflik di Ukraina. Laporan intelijen Amerika Serikat dan Korea Selatan mengindikasikan bahwa pasukan Korut mengalami kerugian besar dalam pertempuran tersebut.

Baru-baru ini, sumber intelijen Korea Selatan yang dikutip AFP menyebutkan bahwa lebih banyak pasukan Korea Utara telah dikirim ke Rusia, meskipun jumlah pastinya masih belum dapat dikonfirmasi. Laporan lain menunjukkan bahwa beberapa pasukan Korea Utara telah ditempatkan kembali di garis depan perang di Kursk setelah sebelumnya ditarik akibat mengalami kerugian signifikan.

Sementara itu, Kim Jong-un terlihat semakin aktif dalam mengawasi kesiapan militernya. Ia baru saja mengunjungi akademi militer besar di Korea Utara, di mana ia mendorong pasukannya untuk memahami dan memanfaatkan pengalaman perang modern demi meningkatkan efektivitas pertempuran. Meski dugaan keterlibatan Korea Utara dalam konflik Rusia-Ukraina terus menguat, hingga kini baik Pyongyang maupun Moskow belum memberikan konfirmasi resmi terkait partisipasi pasukan Korut di medan perang tersebut.

Nunung Tetap Jalani Pengobatan, Pastikan Sembuh dari Kanker & Atasi Asam Lambung Kronis

Komedian Nunung terus menjalani serangkaian perawatan medis untuk mengatasi beberapa masalah kesehatannya. Salah satunya adalah asam lambung kronis yang masih ia alami.

Selain itu, Nunung juga rutin memeriksakan kondisi psikologisnya karena merasa khawatir kanker yang pernah dideritanya bisa kembali. Namun, ia memastikan bahwa dirinya sudah dinyatakan sembuh dari kanker.

“Pengobatan masih berjalan,” kata Nunung saat ditemui di kawasan Menteng, Jakarta, Rabu (26/2/2025).

Nunung mengungkapkan bahwa ia memiliki beberapa masalah kesehatan lainnya, seperti kadar gula yang perlu dipantau serta masih menjalani konsultasi dengan psikiater untuk mengatasi rasa takut yang masih ada. “Kanker memang sudah dinyatakan selesai, tapi aku tetap kontrol rutin,” lanjutnya.

Kondisi Terkini Nunung

Meski masih menjalani pemeriksaan kesehatan secara rutin, Nunung memastikan bahwa kondisinya tetap baik. Ia bersyukur telah pulih dari kanker dan merasa sehat. “Alhamdulillah, aku dalam keadaan segar, enggak ada masalah apa-apa,” ujarnya.

Heboh Soal Ngekos

Di sisi lain, Nunung merasa heran dengan ramainya pemberitaan mengenai dirinya yang memilih ngekos. Setelah menjual rumahnya di Jakarta, ia kini lebih banyak menghabiskan waktu di Solo. “Kok masalah kos jadi ramai banget?” katanya.

Jual Aset Setelah Kasus Narkoba

Pada 2019, setelah tersandung kasus narkoba, Nunung memutuskan menjual beberapa asetnya di Jakarta. Langkah itu diambil untuk memenuhi kebutuhan hidupnya setelah menjalani rehabilitasi selama sembilan bulan. “Aku jual aset itu sejak 2019, waktu kena kasus. Selama rehab, aku enggak punya pemasukan, sementara hidup harus terus berjalan,” jelasnya.

Pria Terjebak Penipuan Rp 451 Juta Akibat Niat Baik Bantu “Pacar” LDR

Seorang pria di Shanghai baru-baru ini menjadi korban penipuan daring yang menguras tabungannya hampir 200.000 yuan atau sekitar Rp 451 juta. Korban, yang bernama Tuan Liu, merasa dirinya menjalin hubungan asmara jarak jauh (LDR) dengan seorang wanita yang dia kira bernama Nona Jiao. Namun, kenyataannya, sosok yang ia cintai hanya sebuah rekayasa digital yang diciptakan dengan teknologi kecerdasan buatan (AI).

Kasus ini terungkap setelah penyelidikan oleh pihak berwenang China yang disiarkan oleh CCTV pada Rabu (26/2/2025). Menurut laporan tersebut, pelaku penipuan memanfaatkan perangkat lunak AI generatif untuk menciptakan gambar dan video seorang wanita yang tampaknya nyata, namun sebenarnya adalah fiksi. Wanita fiktif bernama Nona Jiao ini dikirimkan kepada Tuan Liu melalui berbagai video dan foto yang semuanya dihasilkan oleh teknologi AI, yang semakin sulit dibedakan dari gambar asli.

Tuan Liu, yang merasa dirinya sedang menjalin hubungan cinta yang serius, kemudian ditipu untuk mentransfer sejumlah uang besar ke rekening yang dikira milik Nona Jiao. Penipu yang cerdik ini bahkan menyampaikan alasan mengapa wanita itu membutuhkan uang. Mereka mengaku bahwa Nona Jiao ingin membuka usaha dan membantu keluarga yang sedang menghadapi masalah kesehatan. Untuk memperkuat kebohongan, mereka juga membuat kartu identitas palsu serta dokumen medis yang seolah-olah sah.

Selama penipuan berlangsung, Tuan Liu tidak pernah bertemu langsung dengan Nona Jiao, dan ia hanya berinteraksi melalui media digital yang dikirimkan oleh pelaku. Kejadian ini menunjukkan betapa canggihnya teknologi AI kini dalam menciptakan dunia maya yang tampak begitu nyata, tetapi pada kenyataannya sangat berbahaya. Foto-foto yang digunakan dalam penipuan ini mencakup potret wanita fiktif dengan latar belakang palet cat air dan gambar lainnya yang tampak tak terbantahkan keasliannya.

Kasus ini menjadi bagian dari tren kejahatan siber global yang semakin meningkat, terutama yang melibatkan AI generatif. Dengan kemampuan AI yang semakin berkembang, kini sangat mudah bagi pelaku kejahatan untuk membuat teks, gambar, hingga video yang hampir tidak dapat dibedakan dari kenyataan. Akibatnya, korban-korban baru terjebak dalam penipuan yang dilakukan secara lebih rapi dan meyakinkan.

Terkait hal ini, perusahaan media sosial besar asal Amerika, Meta, baru-baru ini mengeluarkan peringatan kepada penggunanya untuk lebih berhati-hati terhadap penipuan dengan modus asmara yang melibatkan AI generatif. Meta menyoroti tren penipuan ini, di mana pelaku berpura-pura menjalin hubungan romantis dengan korban, dan akhirnya meminta uang dengan berbagai alasan yang dibuat-buat. Dengan meningkatnya penggunaan teknologi AI dalam penipuan daring, penting bagi setiap individu untuk lebih waspada dan berhati-hati dalam berinteraksi di dunia maya.

Pakar Telematika Abimanyu Jadi Saksi Ahli, Ungkap Suasana Sidang Cerai Paula Verhoeven dan Baim Wong

Ahli telematika, Abimanyu, dihadirkan sebagai saksi dalam lanjutan sidang perceraian antara Paula Verhoeven dan Baim Wong. Namun, ia tidak dapat mengungkapkan secara rinci jalannya persidangan karena digelar secara tertutup.

Abimanyu menjelaskan bahwa pihaknya telah menganalisis rekaman CCTV yang diajukan sebagai bukti oleh Paula. Berdasarkan pengamatannya, rekaman tersebut menunjukkan adanya dugaan kontak fisik yang dilakukan oleh Baim terhadap Paula.

“Saya tidak bisa membahas banyak karena sidang ini bersifat tertutup. Tetapi dalam rekaman CCTV yang kami periksa, terlihat ada sebuah pertikaian di dalam ruangan antara kedua belah pihak,” ujar Abimanyu usai menghadiri sidang di Pengadilan Agama Jakarta Selatan pada Rabu (26/2/2025).

Situasi Memanas dalam Sidang

Abimanyu menyoroti suasana dalam persidangan yang sempat memanas. Menurutnya, situasi di ruang sidang menjadi kurang kondusif, terutama setelah pihak Baim Wong menyampaikan pernyataan dengan nada tinggi.

“Pihak pria berbicara dengan nada yang cukup keras kepada pihak wanita, hingga terjadi adu argumen yang meningkatkan ketegangan,” ungkapnya.

Respons Paula Verhoeven

Di sisi lain, Paula tetap bersikap tenang dalam menghadapi situasi tersebut. Ia tidak ikut terpancing emosi dan berbicara dengan nada datar.

“Kalau dari pihak wanita, dia hanya diam dan berbicara dengan tenang, sementara pihak pria menyampaikan pernyataan dengan nada lebih tinggi,” tambah Abimanyu.

Dugaan Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT)

Terkait rekaman CCTV, Abimanyu tidak bisa memastikan apakah insiden tersebut masuk dalam kategori Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) atau tidak. Ia hanya mengamati dari perspektif telematika bahwa rekaman tersebut menunjukkan adanya kontak fisik yang cukup kuat.

“Soal apakah ini termasuk KDRT atau tidak, nanti para ahli hukum yang akan menilai. Namun, jika dilihat dari sudut pandang telematika, rekaman itu menunjukkan adanya kontak keras,” pungkasnya.

Hotman Paris Diterbangkan ke Singapura dengan Jet Pribadi, Hemoglobin Drop Drastis ke 9,7

Pengacara ternama Hotman Paris Hutapea tiba-tiba jatuh pingsan saat menghadiri sidang di Pengadilan Negeri Jakarta Utara pada Selasa, 20 Februari 2025. Ia segera mendapatkan perawatan intensif di salah satu rumah sakit di Jakarta sebelum akhirnya diterbangkan ke Singapura menggunakan jet pribadi untuk pemeriksaan lanjutan.

Melalui unggahan di akun Instagram pribadinya pada Senin, 24 Februari 2025, Hotman Paris mengumumkan kabar dirinya dibawa ke Singapura. Dalam video tersebut, ia juga menceritakan kembali kronologi kejadian yang menyebabkan dirinya harus menjalani perawatan medis.

Hemoglobin Turun Drastis, Diduga Akibat Gigitan Berang-Berang

Diketahui, kadar hemoglobin dalam darahnya mengalami penurunan drastis dari angka normal 14 menjadi 9,7. Kondisi ini diduga berkaitan dengan kelelahan akibat jadwal padat serta insiden gigitan dari hewan peliharaannya, seekor berang-berang.

“Salam subuh. Saya masih di rumah sakit sejak tanggal 21 Februari karena kadar HB dalam darah turun dari standar 14 ke 9,7, sehingga memerlukan penambahan darah,” ujar Hotman Paris dalam unggahannya.

Diterbangkan ke Singapura dengan Jet Pribadi

Putranya, Frank Hutapea, dikabarkan telah menyewa jet pribadi untuk membawanya ke Singapura guna menjalani pemeriksaan lebih lanjut. Keputusan menggunakan pesawat pribadi bukan sekadar gaya hidup, melainkan demi alasan kesehatan dan efisiensi waktu.

“Saya mendapatkan tambahan darah dan pagi ini, pukul 8, anak saya sudah menyiapkan jet pribadi untuk membawa saya ke Singapura,” ungkap Hotman Paris.

Ia juga mengisahkan awal mula kesehatannya menurun. Pada 8 Februari pagi, ia berenang bersama berang-berang peliharaannya sekitar pukul 4 subuh. Namun, salah satu hewan tersebut menggigit tangannya, sehingga ia harus menjalani suntik tetanus. Tak lama setelah itu, ia melakukan perjalanan ke IKN, Balikpapan, yang memakan waktu lebih dari enam jam.

Setibanya kembali di Jakarta, jadwal kerjanya semakin padat. Selain menangani berbagai kasus hukum, Hotman Paris juga aktif dalam kegiatan syuting di beberapa stasiun televisi. Hal ini memperburuk kondisinya, terlebih dengan usianya yang tidak lagi muda.

Kelelahan dan Tekanan Persidangan

Sepulangnya dari IKN, ia langsung kembali bekerja. “Setiap hari saya syuting, bahkan ada dua program yang saya hadiri dalam satu hari, seperti Brownies dan lainnya,” ujar Hotman Paris.

Akhirnya, pada 20 Februari dini hari, setelah menghadiri beberapa pertemuan dan persiapan sidang, kondisinya menurun drastis hingga pingsan di ruang sidang. Insiden ini pun memunculkan berbagai spekulasi, termasuk dugaan kelelahan akibat padatnya aktivitas maupun tekanan dari jalannya persidangan.

Hotman Paris hadir di Pengadilan Negeri Jakarta Utara dalam sidang kasus pencemaran nama baik yang melibatkan terdakwa Razman Nasution. Dalam sidang yang digelar pada awal Februari 2025, terjadi kericuhan ketika Razman Nasution berteriak dan mendekati meja majelis hakim, sementara salah satu pengacaranya, Firdaus Oiwobo, diduga naik ke atas meja persidangan. Kejadian tersebut sempat viral dan mendapat sorotan luas dari masyarakat.

Hingga saat ini, pihak keluarga dan manajemen Hotman Paris belum memberikan pernyataan resmi terkait kondisi kesehatannya. Namun, banyak netizen yang turut mendoakan agar ia segera pulih dan kembali aktif dalam dunia hukum serta hiburan.

Rusia Tak Sepakat dengan Usulan Gencatan Senjata AS untuk Ukraina

Tiga tahun setelah ribuan tentara Rusia melintasi perbatasan Ukraina atas perintah Presiden Vladimir Putin, Moskwa menegaskan bahwa hanya solusi damai jangka panjang yang dapat mengakhiri konflik yang telah berlangsung lama ini. Dalam sebuah wawancara eksklusif dengan RIA, Wakil Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Ryabkov, menanggapi dorongan pihak Amerika untuk gencatan senjata sementara, dan mengingatkan bahwa langkah tersebut tidak akan mampu membawa penyelesaian permanen.

Ryabkov dengan tegas menyatakan, “Kami menyadari adanya keinginan dari pihak Amerika untuk segera mencapai gencatan senjata. Namun, sebuah gencatan senjata tanpa adanya upaya penyelesaian jangka panjang hanya akan membuka pintu bagi kembalinya pertempuran dan melanjutkan konflik yang dapat menimbulkan konsekuensi jauh lebih serius, termasuk dalam hubungan antara Rusia dan Amerika. Kami tidak menginginkan hal tersebut.” Dia menekankan bahwa dunia membutuhkan pendekatan yang lebih komprehensif untuk menyelesaikan masalah ini, dengan fokus pada mengatasi akar penyebab yang telah memicu ketegangan di wilayah Ukraina dan sekitarnya.

Ryabkov juga mengungkapkan kekecewaannya terhadap pembicaraan antara Rusia dan Amerika yang berlangsung di Riyadh minggu lalu. Pembicaraan yang seharusnya bertujuan untuk memulihkan hubungan bilateral serta membahas solusi untuk Ukraina, menurutnya, tidak memberi jawaban yang jelas tentang rencana perdamaian yang pernah diusulkan oleh Presiden Donald Trump.

Dalam kesempatan tersebut, Moskwa juga kembali menegaskan alasan di balik “operasi militer khusus” mereka di Ukraina, yang disebut sebagai langkah yang harus diambil sebagai respons terhadap ekspansi NATO yang dianggap semakin tidak terkendali ke arah timur. Sementara itu, di pihak Ukraina dan negara-negara Barat, tindakan Rusia tetap dikecam sebagai agresi brutal dengan gaya kolonial yang tidak dapat dibenarkan.

Ryabkov tak lupa menanggapi tuduhan terkait pelanggaran hak-hak penduduk berbahasa Rusia di Ukraina. Meskipun tuduhan tersebut telah dibantah keras oleh Kyiv, Rusia tetap mengkritik penanganan isu-isu tersebut dan menganggapnya sebagai bagian dari narasi yang tidak adil terhadap negara mereka. Rusia terus berpendapat bahwa solusi yang lebih menyeluruh dan berjangka panjanglah yang menjadi kunci untuk mengakhiri ketegangan yang terus berlarut-larut ini.

Rizky Febian Bangga pada Mahalini: Istri Hebat yang Rela Berkorban demi Anak

Rizky Febian tengah merasakan kebahagiaan yang luar biasa setelah resmi menyandang status sebagai seorang ayah. Kehadiran putri pertamanya, Selina, menjadi anugerah terbesar dalam hidupnya.

Di sela aktivitasnya kembali ke panggung setelah rehat sejenak, Rizky menyampaikan rasa syukur serta apresiasi mendalam kepada sang istri, Mahalini, yang telah berjuang luar biasa dalam proses kelahiran buah hati mereka.

“Saya sangat bersyukur dan bahagia atas kelahiran Dede Selina. Namun, di balik kebahagiaan ini ada perjuangan luar biasa dari istri saya. Mohon tepuk tangan untuk Mahalini,” ujar Rizky Febian saat tampil di kawasan Senayan, Jakarta Pusat, Minggu (23/2/2025) malam.

Untuk sementara waktu, Mahalini memilih untuk fokus pada perannya sebagai seorang ibu dan mengesampingkan aktivitasnya di dunia tarik suara. Sebagai seorang suami, Rizky memahami dan menghargai keputusan tersebut. Ia pun berusaha memberikan dukungan penuh agar Mahalini bisa menjalani peran barunya dengan nyaman.

“Dia mengorbankan banyak hal, termasuk karier dan panggungnya, demi anak kami. Karena itu, saya hanya berusaha menjadi suami yang bisa memberikan ruang dan waktu agar istri saya dapat menyesuaikan diri dengan peran barunya sebagai ibu,” kata Rizky Febian.

Kelahiran Selina menjadi momen istimewa bagi Rizky, yang bertepatan dengan hari ulang tahunnya yang ke-27 pada 25 Februari 2025. Ia menganggap kehadiran putri pertamanya sebagai hadiah terindah dari Tuhan.

“Alhamdulillah, meskipun ulang tahun saya masih dua hari lagi, tapi saya sudah mendapat hadiah luar biasa dari Allah, yaitu anak pertama kami. Mohon doanya,” tuturnya penuh syukur.

Menjalani peran sebagai ayah merupakan pengalaman baru yang sangat membahagiakan bagi Rizky Febian. Ia merasakan kehadiran Selina membawa berkah besar dalam hidupnya dan semakin memperkuat rasa syukurnya.

“Yang pasti sekarang saya merasa jauh lebih bersyukur karena kehadiran Selina benar-benar membawa kebahagiaan yang luar biasa dalam hidup saya,” ujarnya dengan senyum bahagia.

Rizky Febian dan Mahalini resmi menikah pada 10 Mei 2024 di Hotel Raffles, Jakarta Selatan. Dari pernikahan tersebut, mereka dikaruniai seorang putri bernama Zairee Selina Quinlyn Kareema Febian, yang lahir pada 15 Februari 2025.

Ustaz Abdul Somad: Negara Seharusnya Fokus Beri Pekerjaan, Bukan Sekadar Makanan Gratis

Ceramah Ustaz Abdul Somad (UAS) kembali menjadi sorotan publik. Dalam salah satu ceramahnya, UAS diduga menyinggung kebijakan pemerintah terkait program pemberian makanan bergizi gratis bagi anak-anak sekolah.

Menurut UAS, peran utama negara seharusnya bukan memberi makan anak-anak, melainkan memastikan para ayah memiliki pekerjaan yang layak agar bisa menafkahi keluarga mereka.

“Tugas negara bukanlah memberi makan anak-anak. Negara seharusnya menyediakan pekerjaan bagi para ayah, sehingga mereka dapat menghidupi keluarganya sendiri. Mengapa justru negara yang harus mengurus itu?” ujar UAS dalam ceramahnya yang dikutip dari akun TikTok sahabatuaschannel.

Selain itu, ia juga menyoroti kebijakan pemerintah yang menurutnya kurang tepat sasaran. UAS berpendapat bahwa negara seharusnya lebih fokus pada penciptaan lapangan pekerjaan seluas-luasnya.

“Negara harusnya membuka lebih banyak kesempatan kerja. Jika seorang ayah memiliki pekerjaan dan penghasilan yang cukup, maka ia bisa memberikan makanan bergizi bagi anak-anaknya. Begitulah konsep yang seharusnya diterapkan,” tegasnya.

Makan dari Dana APBN

Di sisi lain, UAS menyoroti persaingan kerja yang semakin ketat akibat tingginya angka pengangguran, yang menimbulkan keresahan di tengah masyarakat.

Ia juga mempertanyakan kebijakan penyediaan makan siang gratis yang dibiayai dari APBN. “Bagaimana bisa anak-anak diberi makan dari dana APBN, sementara ayahnya justru tidak memiliki pekerjaan?” tutupnya.

Kontroversi Taiwan: Negara Berdaulat atau Wilayah China?

Taiwan, sebuah pulau yang terletak di Asia Timur, secara resmi dikenal sebagai Republik China (ROC). Sebelum menggunakan nama Taiwan, pulau ini lebih dulu dikenal sebagai Formosa dan telah dihuni oleh masyarakat adat selama ribuan tahun. Sejarah Taiwan mencatat bahwa pada abad ke-17, pulau ini sempat berada di bawah kendali Belanda dan Spanyol. Namun, pada tahun 1684, Dinasti Qing memasukkan Taiwan ke dalam administrasi Provinsi Fujian, sebelum akhirnya mengubahnya menjadi provinsi tersendiri pada 1885.

Kekuasaan Qing atas Taiwan berakhir setelah mereka kalah dalam perang melawan Jepang pada 1895, yang mengakibatkan pulau ini menjadi koloni Jepang berdasarkan Perjanjian Shimonoseki. Jepang menguasai Taiwan hingga 1945, ketika Perang Dunia II berakhir dan pulau ini kembali ke dalam kendali Republik China (ROC).

Namun, situasi politik di China daratan berubah drastis pada 1949, ketika pasukan komunis yang dipimpin Mao Zedong berhasil merebut kekuasaan. Pemerintah ROC yang dipimpin oleh Chiang Kai-shek melarikan diri ke Taiwan dan menjadikan pulau ini sebagai pusat pemerintahan mereka, sementara Mao mendirikan Republik Rakyat China (RRC) dan mengklaim bahwa pemerintahannya adalah satu-satunya yang sah untuk seluruh wilayah China, termasuk Taiwan.

Status Taiwan di Mata Internasional

Selama bertahun-tahun, Taiwan mengklaim sebagai pemerintahan sah dari seluruh China. Namun, pada 1971, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengakui Beijing sebagai satu-satunya perwakilan sah dari China dan mengeluarkan Taiwan dari keanggotaan PBB. Akibatnya, jumlah negara yang menjalin hubungan diplomatik resmi dengan Taiwan terus menyusut, dan saat ini hanya 12 negara yang masih mengakui ROC, sebagian besar merupakan negara kecil seperti Belize dan Tuvalu.

Meski demikian, beberapa negara besar, terutama dari Barat dan sekutu Amerika Serikat (AS), tetap menjalin hubungan informal dengan Taiwan. Mereka tidak secara resmi mengakui ROC tetapi tetap menerima paspor Taiwan serta memiliki kantor perwakilan yang berfungsi layaknya kedutaan de facto. Washington, yang memutus hubungan diplomatik resmi dengan Taiwan pada 1979, tetap memiliki komitmen hukum untuk membantu Taiwan mempertahankan diri berdasarkan Taiwan Relations Act. Sementara itu, kebijakan “Satu China” yang diterapkan AS tidak secara eksplisit menyatakan sikapnya terhadap kedaulatan Taiwan.

Tekanan dari Beijing: Ancaman dan Upaya Penyatuan

Pemerintah China tetap menegaskan bahwa Taiwan adalah bagian dari wilayahnya, dan tidak menutup kemungkinan penggunaan kekuatan militer untuk menyatukan pulau tersebut dengan China daratan. Beijing menawarkan konsep “satu negara, dua sistem”, seperti yang diterapkan di Hong Kong dan Makau, namun mayoritas masyarakat Taiwan menolak gagasan tersebut.

Survei menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk Taiwan ingin mempertahankan status quo dalam hubungannya dengan China, dengan hanya sebagian kecil yang mendukung penyatuan. Beijing sendiri merujuk pada Resolusi PBB 2758 tahun 1971, yang menyatakan bahwa Republik Rakyat China adalah satu-satunya pemerintahan China yang sah. Namun, Taiwan berpendapat bahwa resolusi tersebut tidak secara spesifik menentukan status hukumnya.

Taiwan: Negara Merdeka atau Bagian dari China?

Secara de facto, Taiwan memiliki pemerintahan sendiri, sistem demokrasi, mata uang, serta militer yang terpisah dari China. Pemerintah Taiwan berpendapat bahwa Republik China (ROC) adalah negara berdaulat, dan Beijing tidak memiliki hak untuk mengklaim pulau tersebut. Namun, upaya untuk secara resmi mengganti nama ROC menjadi “Republik Taiwan” akan sulit dilakukan, mengingat perubahan konstitusi memerlukan persetujuan 75 persen anggota parlemen serta referendum nasional.

Saat ini, Partai Progresif Demokratik (DPP) yang berkuasa serta oposisi utama Kuomintang (KMT) memiliki keseimbangan kekuatan di parlemen. DPP dikenal memiliki pandangan yang lebih pro-kemerdekaan, sementara KMT cenderung mempertahankan status quo dan menolak perubahan konstitusi yang dapat memperburuk hubungan dengan Beijing. Presiden Taiwan saat ini, Lai Ching-te, adalah tokoh yang mendukung posisi Taiwan sebagai negara merdeka. Ia pernah menyebut dirinya sebagai “pekerja praktis untuk kemerdekaan Taiwan”, dan setelah menjabat pada 2024, ia menegaskan bahwa Taiwan dan China “tidak tunduk satu sama lain”, yang dianggap Beijing sebagai langkah menuju kemerdekaan penuh.

Kerangka Hukum China untuk Menghadapi Taiwan

China memiliki Undang-Undang Anti-Pemisahan yang disahkan pada 2005, yang memberikan dasar hukum bagi Beijing untuk menggunakan tindakan militer jika Taiwan secara resmi menyatakan kemerdekaan atau jika peluang reunifikasi secara damai dianggap mustahil. Namun, undang-undang ini tidak memberikan definisi yang jelas mengenai kondisi yang dapat memicu serangan militer dari China.

Dengan situasi geopolitik yang terus berkembang, status Taiwan tetap menjadi isu sensitif di kawasan Asia Timur. Ketegangan antara Taipei dan Beijing kemungkinan besar akan terus berlanjut, sementara dunia internasional menghadapi dilema dalam menentukan sikap terhadap status Taiwan di tengah tekanan dari China.