Tag Archives: Malaysia

Terungkap! RI Diam-Diam Impor Susu Dari Malaysia Nilainya Jumbo

Pada 18 November 2024, terungkap bahwa Indonesia secara diam-diam telah mengimpor susu dalam jumlah besar dari Malaysia. Data yang diperoleh menunjukkan bahwa volume impor susu dari negara tetangga ini mencapai angka yang cukup signifikan, dengan nilai transaksi yang “jumbo.” Hal ini mencuri perhatian karena Indonesia, sebagai salah satu produsen susu terbesar di Asia Tenggara, selama ini lebih dikenal sebagai negara dengan surplus permintaan susu dalam negeri.

Laporan terbaru mengungkapkan bahwa impor susu dari Malaysia ke Indonesia dalam tahun 2024 diperkirakan mencapai ratusan juta dolar AS. Nilai tersebut jauh lebih tinggi daripada perkiraan sebelumnya, menciptakan spekulasi terkait alasan di balik lonjakan impor ini. Para ahli ekonomi memperkirakan bahwa perbedaan harga atau kekurangan pasokan susu lokal bisa menjadi faktor utama yang mendorong kebijakan impor ini.

Para peternak susu dan produsen susu lokal khawatir akan dampak dari impor susu dalam jumlah besar ini terhadap pasar domestik. Mereka menilai, meskipun susu impor dapat memenuhi kebutuhan konsumen, hal ini bisa menurunkan harga jual susu lokal dan merugikan peternak kecil. Di sisi lain, pemerintah Indonesia masih mempertimbangkan kebijakan yang lebih tepat guna menjaga keseimbangan antara pasokan susu impor dan produk susu lokal agar tidak merugikan industri dalam negeri.

Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Perdagangan dan Kementerian Pertanian menyatakan akan segera melakukan evaluasi terkait impor susu dari Malaysia ini. Pemerintah akan memastikan bahwa kebijakan impor tersebut tidak merugikan industri susu lokal dan mendorong pertumbuhan sektor peternakan dalam negeri. Selain itu, mereka juga berencana untuk melakukan pengecekan lebih lanjut mengenai kualitas dan harga susu yang masuk ke pasar Indonesia untuk memastikan keamanan konsumsi publik.

Laut China Selatan Panas! 2 Tetangga RI Ribut, Malaysia vs Filipina

Pada 15 November 2024, ketegangan baru kembali muncul di Laut China Selatan, melibatkan dua negara tetangga Indonesia, yakni Malaysia dan Filipina. Perselisihan ini berawal dari klaim teritorial yang tumpang tindih di wilayah laut yang kaya sumber daya alam tersebut. Malaysia menuduh Filipina melanggar batas wilayahnya dengan mengklaim sebagian wilayah yang juga diklaim oleh Malaysia. Ketegangan ini menjadi semakin memanas, dengan kedua negara saling mengeluarkan pernyataan tegas.

Laut China Selatan menjadi wilayah yang sangat diperebutkan oleh banyak negara di Asia Tenggara, termasuk Malaysia, Filipina, dan China. Malaysia dan Filipina memiliki klaim yang bertentangan atas beberapa pulau kecil dan zona ekonomi eksklusif (ZEE) di Laut China Selatan. Meski telah ada upaya diplomatik untuk menyelesaikan sengketa ini, kejadian terbaru menunjukkan bahwa situasi di lapangan masih sangat rawan dan penuh ketegangan. Kedua negara kini berada dalam posisi saling memantau, dengan situasi yang bisa memicu eskalasi lebih lanjut.

Perselisihan ini dipandang sebagai ancaman terhadap stabilitas kawasan Asia Tenggara, di mana Indonesia juga terlibat dalam berbagai upaya diplomatik untuk menjaga perdamaian. Laut China Selatan yang kaya akan sumber daya alam, seperti minyak dan gas, serta jalur pelayaran penting, menjadi alasan utama bagi negara-negara untuk mempertahankan klaim mereka. Pemerintah Indonesia, yang memiliki posisi strategis di kawasan ini, menyuarakan kekhawatiran terkait potensi konflik yang bisa melibatkan lebih banyak negara, termasuk Indonesia sebagai salah satu negara yang berbatasan langsung dengan Laut China Selatan.

Dalam menghadapi ketegangan ini, negara-negara di kawasan Asia Tenggara diharapkan untuk lebih mengutamakan dialog dan diplomasi sebagai solusi utama. Indonesia, yang selama ini aktif dalam meredakan ketegangan di Laut China Selatan, mendorong penyelesaian damai melalui mekanisme multilateral seperti ASEAN. Meski jalur diplomatik sudah terbuka, ancaman ketegangan yang terus berlanjut di Laut China Selatan ini memerlukan perhatian serius untuk memastikan perdamaian dan keamanan kawasan tetap terjaga.

Blinken Bangun Hubungan Dengan PM Thailand Dan Malaysia

Bangkok – Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken melakukan kunjungan resmi ke Thailand dan Malaysia untuk memperkuat hubungan diplomatik antara Amerika Serikat dan kedua negara tersebut. Dalam pertemuan ini, Blinken menekankan pentingnya kerja sama dalam berbagai bidang, termasuk keamanan, ekonomi, dan perubahan iklim.

Blinken memulai kunjungannya dengan bertemu Perdana Menteri Thailand, Prayut Chan-o-cha. Dalam pertemuan tersebut, kedua pemimpin membahas peningkatan kerjasama di kawasan Asia Tenggara, serta isu-isu keamanan maritim di Laut China Selatan. Blinken menegaskan komitmen AS untuk mendukung stabilitas regional dan menghormati hukum internasional.

Selanjutnya, dalam pertemuan dengan PM Malaysia Anwar Ibrahim, Blinken menyoroti pentingnya kolaborasi ekonomi antara kedua negara. Dia mengajak Malaysia untuk berpartisipasi dalam inisiatif investasi yang diusulkan oleh AS, yang bertujuan untuk mendukung pembangunan berkelanjutan dan menciptakan lapangan kerja. “Kami ingin melihat Malaysia sebagai mitra kunci dalam pertumbuhan ekonomi di kawasan ini,” ujarnya.

Perubahan iklim juga menjadi topik utama dalam diskusi. Blinken menggarisbawahi perlunya negara-negara di kawasan untuk bekerja sama dalam mengatasi tantangan lingkungan. Dia menawarkan bantuan teknis dari AS untuk membantu Thailand dan Malaysia dalam upaya transisi menuju energi terbarukan dan pengurangan emisi gas rumah kaca.

Blinken juga menekankan pentingnya hak asasi manusia dalam diplomasi AS. Ia mengajak kedua negara untuk meningkatkan upaya dalam menjamin kebebasan sipil dan hak-hak dasar warga negara. “Komitmen terhadap hak asasi manusia adalah landasan dari hubungan kami dengan negara-negara di kawasan ini,” tambahnya.

Dengan kunjungan ini, AS menunjukkan niatnya untuk membangun hubungan yang lebih erat dengan Thailand dan Malaysia, serta memperkuat posisi diplomatiknya di Asia Tenggara.