Resesi Seks Masyarakat Jepang Makin Ngeri Tokyo Gratiskan Day Care

Jepang terus menghadapi masalah serius terkait penurunan angka kelahiran, yang kini telah mencapai titik yang sangat mengkhawatirkan. Salah satu penyebab utama dari penurunan ini adalah fenomena yang disebut “resesi seks” atau menurunnya aktivitas seksual di kalangan pasangan muda. Sebagai langkah untuk mengatasi masalah ini, pemerintah kota Tokyo mengumumkan program baru yang menawarkan layanan day care (penitipan anak) secara gratis untuk pasangan muda dengan harapan dapat mendorong mereka untuk memiliki lebih banyak anak.

Resesi seks di Jepang telah menjadi fenomena yang semakin mengkhawatirkan dalam beberapa tahun terakhir. Banyak pasangan muda di Jepang, terutama di kalangan generasi milenial, yang memilih untuk tidak menikah atau menunda memiliki anak karena berbagai faktor seperti kesibukan karier, biaya hidup yang tinggi, dan perubahan budaya. Akibatnya, Jepang mengalami penurunan signifikan dalam angka kelahiran yang berimbas pada penurunan populasi secara keseluruhan.

Untuk mengatasi krisis ini, Tokyo meluncurkan program baru yang menawarkan layanan penitipan anak gratis bagi keluarga muda yang memiliki anak kecil. Program ini bertujuan untuk mengurangi beban finansial yang dirasakan oleh orang tua muda, terutama ibu yang bekerja, dan memberikan mereka lebih banyak waktu untuk membangun hubungan pribadi tanpa khawatir tentang pengasuhan anak. Harapannya, dengan adanya dukungan dari pemerintah, pasangan muda akan merasa lebih didorong untuk memiliki anak.

Penurunan angka kelahiran di Jepang telah mengarah pada sejumlah masalah sosial dan ekonomi, termasuk kekurangan tenaga kerja dan peningkatan jumlah lansia yang semakin tinggi. Pemerintah Jepang telah mencoba berbagai kebijakan untuk meningkatkan angka kelahiran, tetapi masalah ini tetap sulit diatasi. Program day care gratis di Tokyo ini merupakan salah satu upaya terbaru untuk memberi insentif kepada pasangan muda agar lebih banyak yang memutuskan untuk berkeluarga dan memiliki anak.

Meskipun program ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk mengatasi masalah penurunan kelahiran, tantangan besar masih tetap ada. Selain biaya hidup yang tinggi, masalah budaya dan ketidakstabilan ekonomi juga menjadi faktor penghalang utama. Para ahli mengingatkan bahwa untuk memecahkan masalah resesi seks, perlu ada perubahan yang lebih fundamental dalam kebijakan sosial dan ekonomi, termasuk peningkatan keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi bagi pasangan muda di Jepang.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *