Baru-baru ini, presenter Altaf Vicko mengungkapkan kesulitan dalam bertemu dengan anaknya dari hasil pernikahan dengan selebgram Shahnaz Anindya. Ungkapan tersebut membuat Shahnaz buka suara dan memberikan klarifikasi. Dalam sebuah percakapan melalui video call pada Jumat, 24 Januari 2025, Shahnaz menegaskan bahwa selama ini, Altaf tidak pernah secara resmi meminta izin atau akses untuk menemui anak mereka.
Shahnaz menjelaskan, “Minggu lalu dia mengadakan konferensi pers, mengatakan dia dipersulit untuk bertemu, tapi mana buktinya dia meminta? Karena saya tidak pernah menghalanginya.” Selebgram yang memiliki lebih dari 110 ribu pengikut ini bahkan memberikan kebebasan bagi mantan suaminya untuk datang ke rumahnya jika ingin bertemu dengan sang anak. “Setiap kali dia ingin bertemu dengan anak, saya selalu bilang, ‘Silahkan datang ke rumah saya, ada orang tua saya yang mengawasi’. Tapi kalau untuk membawa anak keluar, saya memang tidak setuju,” jelas Shahnaz lebih lanjut.
Selain itu, Shahnaz juga menyoroti masalah nafkah yang diberikan oleh Altaf Vicko. Menurutnya, uang yang dikirim oleh Altaf sangat jauh dari jumlah yang telah diputuskan oleh hakim, yaitu Rp 4 juta per bulan. “Sejak dia menjadi tersangka, yang saya terima hanya Rp 500 ribu, bahkan pernah Rp 250 ribu. Saya punya data lengkap mengenai itu,” ujarnya.
Sebelumnya, Altaf Vicko mengungkapkan dalam sebuah wawancara pada 13 Januari 2025 bahwa pertemuan terakhirnya dengan anaknya terjadi pada Maret 2023, dalam sebuah sesi mediasi. “Itu pun mediasi yang hanya berlangsung sekitar setengah jam,” ungkapnya.
Menurut Shahnaz, pembatasan pertemuan anak dengan Altaf Vicko bukan tanpa alasan. Dia menjelaskan bahwa hal itu disebabkan oleh ketidakmampuan mantan suaminya untuk memenuhi kewajiban nafkah. “Alasannya adalah Mas Vicko tidak memenuhi kebutuhan anak, dan saya rasa itu harus jadi perhatian. Memang setiap orang bisa merasa tidak puas dengan jumlah nafkah, tetapi kenyataannya itulah yang terjadi,” tambahnya.
Kuasa hukum Altaf Vicko, Jamaludin Fakaubun, menanggapi bahwa meskipun ada ketidakpuasan terkait nominal nafkah, mereka berharap semua pihak dapat memenuhi hak dan kewajibannya dengan lebih baik ke depan.