Wakil Menteri Luar Negeri Rusia, Andrey Rudenko, melakukan kunjungan ke Korea Utara di tengah pembahasan proposal gencatan senjata antara Rusia dan Ukraina yang diusulkan oleh Amerika Serikat. Menurut laporan Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) pada Sabtu, delegasi Rusia yang dipimpin oleh Rudenko tiba di Pyongyang sehari sebelumnya.
Kunjungan ini merupakan kali pertama pejabat tinggi Rusia mengunjungi Korea Utara sejak Juni tahun lalu, ketika Presiden Vladimir Putin bertemu dengan Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, dalam pertemuan tingkat tinggi. Meskipun agenda pertemuan Rudenko belum diungkap secara rinci, banyak pihak menduga bahwa Moskow ingin menyampaikan sikapnya terhadap proposal gencatan senjata dari AS serta membahas kemungkinan pengiriman tambahan tentara Korea Utara untuk mendukung operasi militer Rusia di Ukraina.
Awal pekan ini, Amerika Serikat dan Ukraina mencapai kesepakatan untuk mengupayakan gencatan senjata sementara selama 30 hari guna meredakan konflik yang telah berlangsung sejak 2022. Namun, di tengah inisiatif ini, Korea Utara tetap menunjukkan dukungannya terhadap Rusia. Sejak Oktober 2024, Korea Utara dikabarkan telah mengirim ribuan tentaranya untuk membantu pasukan Rusia dalam pertempuran melawan Ukraina.
Badan intelijen Korea Selatan melaporkan bulan lalu bahwa Korea Utara kemungkinan telah mengirim lebih banyak pasukan ke Rusia setelah sebelumnya mengerahkan sekitar 11.000 tentaranya tahun lalu. Pejabat militer Korea Selatan juga mengklaim telah mendeteksi indikasi adanya lebih dari seribu personel tambahan yang dikirim ke Rusia tahun ini.
Kunjungan Rudenko ke Pyongyang semakin menegaskan hubungan erat antara Moskow dan Pyongyang di tengah ketegangan geopolitik global. Sementara dunia menanti perkembangan terkait proposal gencatan senjata, kerja sama militer antara Rusia dan Korea Utara tetap menjadi sorotan utama di kancah internasional.