Tag Archives: Made in Canada

Gegara Trump, Warga Kanada Kompak Tinggalkan Produk Amerika

Kanada kini tengah dilanda sentimen anti-Amerika setelah Presiden Donald Trump memberlakukan tarif perdagangan yang tinggi sejak ia dilantik pada Januari lalu. Kebijakan ini telah memicu reaksi keras dari warga Kanada, dengan banyak yang menyerukan boikot produk asal Amerika Serikat.

Setelah tarif perdagangan resmi diterapkan, berbagai kalangan, mulai dari masyarakat biasa hingga pengusaha, mulai mengganti barang-barang yang biasanya diimpor dari AS dengan produk lokal atau alternatif lain. Sebagai contoh, warga Kanada kini memilih mengganti tomat dari California dengan tomat asal Italia, atau daging pepperoni buatan Ohio dengan produk lokal dari Ontario dan Quebec. Bahkan, minuman kaleng seperti Coca-Cola pun digantikan dengan air soda yang dimaniskan dengan sirup maple khas Kanada.

Salah satu contoh nyata gerakan ini adalah yang dilakukan oleh Graham Palmateer, pemilik restoran pizza di Toronto. Ia memilih untuk mengganti bahan-bahan pembuatan pizzanya yang sebelumnya diimpor dari AS dengan produk lokal Kanada. “Pada satu titik, saya merasa sudah cukup. Saya harus melakukan ini,” ujar Palmateer.

Gerakan boikot ini sebenarnya cukup langka di Kanada, sebuah negara yang terkenal dengan sikap sopan warganya dan cenderung menghindari konfrontasi. Namun, pernyataan Trump yang menyebut Kanada sebagai “negara bagian ke-51” dan ancamannya untuk mengenakan tarif tinggi terhadap produk-produk Kanada telah membangkitkan rasa tidak puas yang mendalam di kalangan masyarakat Kanada.

Bukan hanya soal produk, kebijakan ini juga mempengaruhi sektor pariwisata. Banyak warga Kanada yang membatalkan rencana liburan ke AS sebagai bentuk protes. Bahkan, dalam sebuah pertandingan hoki es antara Kanada dan AS, ketegangan geopolitik sangat terasa dengan adanya insiden saling lempar pukulan antar pemain dari kedua negara.

Selain itu, gerakan boikot juga terlihat dalam kegiatan sehari-hari. Dylan Lobo, seorang warga Toronto, meluncurkan gerakan “Made in Canada” di media sosial sebagai respons terhadap ancaman tarif Trump. Gerakan ini semakin mendapat dukungan setelah meningkatnya ketidakpuasan terhadap kebijakan AS.

“Kami, sebagai orang Kanada, tidak suka mencari masalah, tetapi ini adalah serangan terhadap kami,” kata Lobo.

Warga Kanada lainnya, seperti John Liedtke dari Windsor, Ontario, juga mengekspresikan rasa kesalnya. “Kami marah, kecewa, dan kesal. Saya tahu beberapa orang yang bahkan berkata mereka tidak akan pernah ke AS lagi,” ungkap Liedtke.

Tak hanya itu, warga Kanada juga mengubah kebiasaan belanja mereka. Nikki Gauthier, seorang perawat pensiunan dari St. Catharine’s, Ontario, mengaku merasa marah mendengar tentang tarif yang menurutnya “tidak adil dan tidak beralasan.” Ia pun membatalkan langganannya di platform belanja online Amazon dan beralih ke platform dari China, Temu.

Untuk merespons kebijakan tersebut, pemerintah Kanada, termasuk Perdana Menteri Ontario Doug Ford, segera mengambil langkah balasan. Ford menginstruksikan toko minuman keras milik pemerintah untuk menarik semua produk AS, mulai dari anggur hingga wiski. Selain itu, Ontario juga memberlakukan tarif 25% pada ekspor listrik ke negara bagian AS seperti Minnesota, Michigan, dan New York.

Dengan berbagai respons yang terus berkembang, Kanada kini tengah menghadapi dampak nyata dari kebijakan tarif Trump. Meskipun hubungan ekonomi antara kedua negara sangat erat, dengan perdagangan bilateral yang mencapai lebih dari $760 miliar, masyarakat Kanada semakin memperlihatkan keteguhan dalam mendukung produk lokal dan menentang kebijakan yang mereka anggap merugikan negara mereka.