Pada Rabu (23/10/2024), delegasi Hamas yang dipimpin oleh pejabat tinggi Musa Abu Marzuk tiba di Moskwa, Rusia. Kunjungan ini bertujuan untuk mendiskusikan potensi gencatan senjata terkait konflik yang sedang berlangsung di Gaza. Kantor berita AFP melaporkan bahwa Abu Marzuk dan rombongannya dijadwalkan bertemu dengan pihak berwenang Rusia untuk membicarakan langkah-langkah menghentikan agresi di wilayah Gaza dan sekitarnya.
Abu Marzuk sendiri dikenal sebagai anggota senior biro politik Hamas yang berbasis di Qatar. Ia dianggap memiliki pandangan pragmatis dalam hal negosiasi, termasuk mendukung gencatan senjata jangka panjang dengan Israel. Langkah ini menandakan upaya diplomatik Hamas dalam mencari solusi damai di tengah ketegangan yang meningkat.
Pada awal minggu ini, dilaporkan bahwa Hamas sedang mempertimbangkan pembentukan komite penguasa yang berbasis di Qatar untuk menggantikan kepemimpinan Yahya Sinwar, yang tewas dalam serangan udara Israel pekan lalu. Komite ini diperkirakan akan menjalankan peran kepemimpinan strategis Hamas setelah Sinwar, memperkuat upaya kelompok tersebut dalam memperjuangkan solusi diplomatis.
Sementara itu, dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS yang berlangsung di Kota Kazan, Rusia, para pemimpin dunia menyerukan perdamaian di Timur Tengah dan Ukraina. Presiden Rusia, Vladimir Putin, menekankan bahwa forum internasional ini adalah bukti kegagalan Barat dalam mengisolasi Moskwa di kancah global.
KTT BRICS ke-16 ini menjadi ajang diplomatik terbesar di Rusia sejak invasi ke Ukraina pada tahun 2022, dengan dihadiri oleh sekitar 20 pemimpin dunia.
Di sisi lain, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Antony Blinken, melihat adanya peluang untuk menghentikan konflik Gaza setelah kematian Yahya Sinwar. Menurut Blinken, peristiwa tersebut membuka peluang untuk membawa pulang sandera serta menciptakan keamanan yang lebih baik bagi Israel, sebuah pandangan yang didukung oleh Presiden Israel Isaac Herzog.