Tag Archives: Film Indonesia

Ariel Tatum Menyelami Dunia Fatimah, Antara Cinta dan Perjuangan di “Perang Kota”

Ariel Tatum membagikan proses panjang dan mendalam yang ia tempuh demi memerankan karakter Fatimah dalam film “Perang Kota” yang disutradarai oleh Mouly Surya. Mengingat Fatimah adalah sosok dari masa lalu, Ariel mengaku dirinya perlu menggali banyak referensi sejarah dan sosial dari era tersebut. Ia melakukan diskusi intens bersama Mouly serta pelatih akting untuk membangun pemahaman menyeluruh mengenai karakter yang kompleks ini.

Tak hanya berhenti di sana, Ariel juga menulis berbagai detail pribadi tentang Fatimah—mulai dari selera musik, memori masa kecil, hingga pola kebiasaan yang disukai. Menurutnya, hal-hal kecil semacam itu sangat penting untuk memberi kedalaman emosional pada karakter yang ia mainkan. Bersama pelatih dan sutradara, ia juga menyusun elemen-elemen yang harus ada dalam penampilannya agar tetap konsisten dan otentik di layar.

Untuk memperkuat chemistry dengan Chicco Jerikho, yang memerankan Isa, suami Fatimah, Ariel melakukan sesi lokakarya yang dirancang seperti kencan dalam peran. Mereka bersama-sama membayangkan dinamika hubungan Isa dan Fatimah sejak awal pertemuan hingga menikah, demi menciptakan ikatan emosional yang meyakinkan.

Ariel bahkan sempat mengira tawaran peran ini adalah candaan. Ia tidak percaya bisa bergabung dalam proyek film yang disutradarai oleh Mouly Surya, sosok yang ia kagumi. Setelah memastikan kabar itu benar, ia menangis haru, merasa mimpinya sebagai aktris akhirnya terwujud.

Totalitas Brigitta Cynthia: Cukur Alis hingga Riset Seharian Demi “Pernikahan Arwah”

Aktris Brigitta Cynthia, yang akrab disapa Gigi, menunjukkan dedikasi luar biasa untuk perannya sebagai Mei Hwa dalam film horor “Pernikahan Arwah (The Butterfly House)”. Dalam konferensi pers yang digelar di Jakarta, Gigi mengungkapkan bahwa dirinya rela merombak penampilan secara ekstrem, termasuk mencukur alis agar tampak lebih tipis dan melengkung. Hal ini dilakukan demi merepresentasikan karakter keturunan Tionghoa secara lebih autentik.

Meskipun alisnya tidak dicukur hingga habis, Gigi mengaku perubahan tersebut cukup signifikan. Penata rias masih menyisakan bagian akar agar alis bisa tumbuh kembali dengan mudah. Tak hanya itu, Gigi juga harus menjalani proses make-up yang memakan waktu jauh lebih lama dibandingkan pemain lain. Riasan yang menuntut kulitnya terlihat sangat putih, ditambah tempelan bunga melati di tubuhnya untuk beberapa adegan, menambah tantangan tersendiri.

Gigi menyampaikan bahwa dirinya membutuhkan waktu hingga dua setengah jam untuk menyelesaikan riasan sebelum pengambilan gambar. Namun, ia merasa semua usaha tersebut sepadan saat melihat hasil cuplikan film. Selain transformasi fisik, Gigi juga mendalami peran lewat riset mendalam di Perpustakaan Nasional, mempelajari kehidupan masyarakat keturunan Tionghoa di Jawa Tengah era 1940-an.

Film “Pernikahan Arwah” akan tayang pada 27 Februari 2025 dan turut dibintangi oleh Morgan Oey, Zulfa Maharani, Jourdy Pranata, Puty Sjahrul, dan lainnya. Cerita berpusat pada pasangan suami istri yang diteror arwah leluhur setelah memindahkan sesi foto pre-wedding mereka ke rumah keluarga suami.

13 Film Terbaru Ibrahim Risyad di Bioskop dan Netflix yang Wajib Tonton

Bagi penggemar Ibrahim Risyad, tahun ini banyak film dan series terbaru yang siap menghibur. Aktor berbakat ini tampil dalam berbagai genre, mulai dari drama, komedi, hingga thriller. Bahkan, Ibrahim juga mengeksplorasi peran-peran menantang di genre horor dan aksi. Berikut adalah beberapa film dan series terbaru yang dibintangi oleh Ibrahim Risyad, yang bisa kamu saksikan di bioskop dan Netflix.

Di antara film terbaru yang diperankan Ibrahim, ada Tabayyun (2025), yang diadaptasi dari novel karya Ilyas Bakhtiar. Film ini menceritakan kisah cinta segitiga yang melibatkan Arlo (Ibrahim Risyad), seorang pria yang harus memilih antara cinta atau mengikuti kehendak ibunya. Lalu ada Dilanjutkan Salah, Disudahi Perih (2025), sebuah film komedi romantis yang mengisahkan pasangan yang sedang menghadapi keretakan rumah tangga dan bertemu dengan orang baru.

Selain itu, Ibrahim juga membintangi Puang Bos (2024), yang bercerita tentang seorang pria yang harus menghadapi masa lalunya demi menyelamatkan usaha keluarga. Dalam Bangsal Isolasi (2024), ia tampil dalam genre horor thriller sebagai petugas penjara yang terlibat dalam kasus misterius. Ada pula Sampai Nanti Hanna! (2024), sebuah drama romantis tentang cinta yang tak terbalas di tengah kekacauan hubungan.

Tidak ketinggalan, Ibrahim juga tampil dalam Sijjin (2023), sebuah film horor yang terinspirasi dari kisah nyata, serta Galaksi (2023), yang mengangkat kisah cinta remaja yang penuh tantangan. Peran-peran lain yang ia mainkan seperti di Jodoh atau Bukan (2023) dan Hati Suhita (2023) semakin memperkaya daftar film dan series terbaru yang layak untuk ditonton.

Ariel Tatum Tertarik Belajar Biola Usai Syuting Film Perang Kota

Ariel Tatum terlibat dalam film terbaru berjudul Perang Kota, yang mempertemukannya dengan aktor Chicco Jerikho dalam adegan musikal unik. Dalam salah satu adegan, keduanya melakukan duet memainkan instrumen musik—Ariel di piano dan Chicco di biola. Menariknya, setelah proses syuting berakhir, Ariel justru merasa tertarik untuk mendalami permainan biola, menjadikannya sebagai hobi barunya. Ia mengaku terinspirasi dari pengalaman syuting tersebut dan kini mulai belajar memainkan alat musik berdawai itu.

Aktris berusia 28 tahun ini mengatakan bahwa dirinya tak mengalami banyak kesulitan dalam memainkan piano selama syuting karena memiliki dasar musik klasik. Namun, tantangan muncul ketika ia diminta memainkan lagu Rhapsody in Blue karya George Gershwin. Lagu tersebut memiliki nuansa jazz yang berbeda dari aliran klasik yang biasa ia mainkan, membuatnya perlu waktu untuk merasa nyaman dengan ketukan serta gaya permainannya.

Film Perang Kota sendiri merupakan adaptasi bebas dari novel Jalan Tak Ada Ujung karya Mochtar Lubis. Berlatar di Jakarta tahun 1946, film ini mengangkat cerita perjuangan kemerdekaan Indonesia menghadapi sekutu dan Belanda yang berusaha kembali berkuasa. Chicco Jerikho memerankan Isa, seorang guru dan pejuang yang terlibat dalam misi membunuh tokoh kolonial, sambil bergulat dengan konflik pribadi bersama istrinya, Fatimah, yang diperankan oleh Ariel Tatum. Film ini menjanjikan kisah cinta, pengkhianatan, dan heroisme, dan dijadwalkan tayang di bioskop pada 30 April 2025.

Anya Geraldine Goyang Asik di “Mendadak Dangdut”, Bukan Remake Tapi Rasa Baru

Anya Geraldine membagikan pengalamannya memerankan tokoh Naya dalam film “Mendadak Dangdut” dengan penuh antusiasme. Ia menyebut peran tersebut mengalir begitu saja tanpa hambatan yang berarti. Menurutnya, proses persiapan justru terasa menyenangkan. Dalam konferensi pers di Jakarta, Anya mengaku belajar menyanyi serta koreografi demi mendalami karakter Naya yang erat kaitannya dengan dunia musik dangdut. Ia mengikuti beberapa sesi latihan hingga akhirnya menemukan gaya goyangan yang nyaman dan pas untuk karakternya.

Goyangan khas ala biduan itu juga sempat ditampilkan dalam trailer film, di mana tokoh Naya terlihat menyanyi dan berjoget di tengah kerumunan penonton. Anya mengatakan bahwa koreografi itu muncul secara spontan dan alami, menonjolkan gerakan pinggul yang menjadi ciri khas penampilan dangdut. Dalam film ini, ia bahkan merekam enam lagu dangdut dan satu lagu indie. Meski menyanyi jadi tantangan, ia merasa terbantu karena pernah mengikuti les vokal selama satu tahun sebelum terlibat dalam proyek ini.

“Mendadak Dangdut” garapan sutradara Monty Tiwa ini bukanlah remake atau versi ulang, melainkan kisah baru dengan kemasan segar. Film ini menyajikan perpaduan komedi, drama keluarga, dan musik yang merefleksikan benturan budaya serta transformasi hidup. Dijadwalkan tayang pada 30 April, film ini juga menandai kembalinya SinemArt ke industri perfilman setelah vakum cukup lama. Produser eksekutif David Setiawan Suwarto menyebut karya ini sebagai bentuk kebanggaan terhadap musik dangdut sebagai identitas budaya Indonesia.

Kenangan Tak Terlupakan: Matias Muchus dan Teuku Rifnu Ceritakan Sosok Ray Sahetapy

Suasana haru menyelimuti pemakaman Ray Sahetapy di TPU Tanah Kusir, Jakarta Selatan, Jumat (4/4), di mana sejumlah rekan aktor hadir untuk memberikan penghormatan terakhir. Matias Muchus, sahabat lama Ray, mengenang mendiang sebagai pribadi yang hangat dan penuh semangat. Ia menyampaikan bahwa Ray adalah sosok aktor besar yang tak tergantikan di dunia perfilman Indonesia. Menurut Matias, Ray adalah teman bicara yang menyenangkan, selalu berpikir positif, dan dikenal karena kecerdasannya. Ia mengaku sangat kehilangan dan menyebut bahwa Ray merupakan salah satu aktor terbaik yang pernah dimiliki Indonesia.

Matias juga mengungkapkan bahwa dirinya sudah mengetahui kondisi kesehatan Ray yang sempat menurun sejak setahun terakhir. Ia menyadari bahwa kesehatan Ray sempat naik turun, namun tetap berharap dan mendoakan yang terbaik bagi sahabatnya tersebut. Sementara itu, aktor Teuku Rifnu Wikana juga turut mengenang Ray sebagai sosok yang penuh dedikasi terhadap seni peran. Baginya, Ray adalah contoh nyata dari konsistensi dalam dunia akting. Ia melihat Ray sebagai sosok yang sangat mencintai seni, film, dan tanah airnya. Menurut Rifnu, di setiap kesempatan, Ray selalu menyampaikan rasa cintanya kepada Indonesia.

Ray Sahetapy, yang memiliki nama lengkap Ferenc Raymon Sahetapy, menghembuskan napas terakhirnya di usia 68 tahun setelah dua tahun berjuang melawan penyakit stroke. Sebelum dimakamkan, jenazahnya dishalatkan di Masjid Istiqlal dan kemudian dibawa ke pemakaman dengan penuh penghormatan dari kerabat dan rekan seprofesi.