Tag Archives: Ekonomi

Kesepian Dan Kesulitan Ekonomi, Banyak Manula Jepang Pilih Masuk Penjara

Fenomena meningkatnya jumlah manula yang memilih untuk masuk penjara di Jepang semakin menjadi perhatian masyarakat. Banyak lansia yang merasa kesepian dan berjuang untuk memenuhi kebutuhan hidup, sehingga melihat penjara sebagai solusi terbaik untuk mendapatkan tempat tinggal dan layanan kesehatan.

Jepang saat ini menghadapi tantangan demografis dengan populasi lansia yang terus meningkat. Menurut data terbaru, sekitar 36 juta orang Jepang berusia di atas 65 tahun, yang merupakan hampir 29% dari total populasi. Dengan harapan hidup yang tinggi dan sistem pensiun yang terbatas, banyak manula merasa terjebak dalam kesulitan ekonomi dan kesepian. Ini menunjukkan bahwa masalah sosial ini sangat kompleks dan memerlukan perhatian serius dari pemerintah.

Bagi banyak lansia, penjara dianggap sebagai tempat yang lebih aman dan nyaman dibandingkan hidup sendirian di rumah. Mereka mendapatkan jaminan makanan, perawatan kesehatan, serta interaksi sosial dengan sesama tahanan. Seorang kakek bernama Toshio Takata mengungkapkan bahwa setelah mengalami kesulitan keuangan, ia sengaja melakukan pencurian kecil untuk bisa masuk penjara. “Saya bisa makan dan tinggal secara gratis,” ujarnya tanpa rasa bersalah. Ini mencerminkan pola pikir yang berkembang di kalangan manula mengenai kehidupan di balik jeruji besi sebagai alternatif.

Kehidupan di penjara bagi banyak lansia ternyata tidak seburuk yang dibayangkan. Mereka mendapatkan akses ke layanan kesehatan 24 jam dan berbagai kegiatan rehabilitasi. Takako Suzuki, seorang nenek berusia 76 tahun, juga mengaku lebih bahagia saat berada di penjara karena merasa tidak lagi kesepian dan dapat berinteraksi dengan orang lain. “Saya lebih baik dan suka di sini,” katanya. Ini menunjukkan bahwa penjara telah berfungsi sebagai panti jompo tidak resmi bagi beberapa lansia.

Laporan menunjukkan bahwa jumlah pelaku kriminal berusia di atas 65 tahun meningkat lebih dari dua kali lipat dalam dua dekade terakhir. Pada tahun 2021, lebih dari 7% dari total pelanggaran kriminal melibatkan lansia. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi sosial-ekonomi yang sulit mendorong mereka untuk melakukan tindakan kriminal demi kelangsungan hidup. Ini mencerminkan kebutuhan mendesak akan reformasi sosial untuk mendukung kelompok rentan ini.

Fenomena manula yang memilih masuk penjara mencerminkan masalah mendalam dalam masyarakat Jepang terkait dengan kesepian dan ketidakmampuan ekonomi. Diharapkan pemerintah dapat memperkuat jaring pengaman sosial dan menyediakan lebih banyak dukungan bagi lansia agar mereka tidak merasa terpaksa melakukan tindakan kriminal. Keberhasilan dalam menangani isu ini akan menjadi indikator penting bagi masa depan kesejahteraan masyarakat Jepang secara keseluruhan.

4 Bahaya Intai Ekonomi Indonesia Dari Kobaran Perang Dagang Trump Ke China Cs

Jakarta – Perang dagang yang kembali menghangat antara Amerika Serikat (AS) di bawah kepemimpinan Donald Trump dan China serta negara-negara besar lainnya memunculkan sejumlah dampak negatif yang dapat mengancam ekonomi Indonesia. Kebijakan proteksionisme yang diperkenalkan Trump diperkirakan dapat menambah tantangan bagi ekonomi global, termasuk Indonesia. Berikut adalah empat bahaya yang mengintai ekonomi Indonesia.

Pertama, ketegangan perdagangan yang meningkat antara AS dan China berpotensi mengganggu jalur perdagangan internasional, termasuk ekspor Indonesia. China, yang merupakan mitra dagang terbesar Indonesia, dapat menerapkan kebijakan pembatasan impor terhadap produk Indonesia, sementara AS juga dapat memperketat tarif impor untuk barang-barang yang berasal dari negara-negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Hal ini dapat memengaruhi sektor ekspor Indonesia, terutama komoditas seperti kelapa sawit, tekstil, dan elektronik.

Kedua, perang dagang ini dapat menyebabkan ketidakpastian dalam harga komoditas global. Indonesia sangat bergantung pada ekspor komoditas seperti batu bara, minyak sawit, dan logam. Ketegangan antara AS dan China dapat memengaruhi permintaan global, menyebabkan harga komoditas yang tidak stabil dan dapat berdampak buruk pada perekonomian Indonesia yang bergantung pada sektor ini.

Ketiga, perang dagang yang melibatkan China dan AS dapat menyebabkan gangguan pada rantai pasokan global, yang juga berdampak pada Indonesia. Misalnya, kenaikan tarif impor atau hambatan perdagangan bisa mempersulit perusahaan Indonesia dalam memperoleh bahan baku dan komponen yang dibutuhkan untuk produksi barang. Hal ini dapat meningkatkan biaya produksi dan mempengaruhi daya saing produk Indonesia di pasar internasional.

Keempat, ketegangan antara AS dan China dapat mempengaruhi arus investasi asing ke Indonesia. Ketidakpastian ekonomi yang dihasilkan oleh perang dagang dapat membuat investor asing lebih berhati-hati dalam menanamkan modal mereka di negara berkembang, termasuk Indonesia. Penurunan investasi asing dapat memperlambat pertumbuhan sektor-sektor penting seperti infrastruktur dan manufaktur di Indonesia.