Syakir Daulay Sempat Terjerat Utang Rp 5 M di Usia 20 Tahun, Begini Cara Tak Terduganya Melunasi

Aktor sekaligus pesinetron Syakir Daulay pernah memiliki utang sebesar Rp 5 miliar saat usianya masih 20 tahun. Ia mengungkapkan bahwa utang tersebut berkaitan dengan bisnis produksi film yang tengah ia jalankan. Kini, ia memastikan seluruh kewajibannya telah terselesaikan.

“Pernah, tapi itu utang bisnis. Sekarang alhamdulillah sudah beres,” ujar Syakir Daulay saat menjadi tamu di acara FYP Trans7, Senin (17/3/2025).

Syakir menjelaskan bahwa proyek yang ia kerjakan memang ada, namun membutuhkan waktu untuk diselesaikan. Tantangan terbesarnya adalah bagaimana menuntaskan proyek tersebut sesuai target.

Pria berusia 23 tahun ini juga mengakui bahwa dirinya sempat mendapatkan ancaman dari seorang aktor senior yang berniat memviralkan permasalahan utangnya.

“Sempat hampir diviralkan, hanya tinggal hitungan jam. Tapi alhamdulillah akhirnya nggak jadi, karena utangnya sudah terbayar,” kata Syakir.

Ia merasa banyak pelajaran yang bisa dipetik dari pengalaman tersebut. “Waktu itu masih umur 19 atau 20 tahun, jiwanya masih… kalau sekarang lebih siap,” tambahnya.

Saat itu, Syakir sedang belajar menjadi produser sekaligus sutradara dalam proyek filmnya. Ia menyadari jika masalah tersebut tidak segera diselesaikan, maka akan menjadi perbincangan publik dan ramai diberitakan.

Syakir pun bersyukur mendapat bantuan dari almarhum Habib Hasan bin Ja’far Assegaf. Awalnya, ia hanya meminta saran, tetapi tanpa diduga, Habib Hasan justru membantunya melunasi utang dengan memberikan tabungan sebesar Rp 2 miliar.

“Awalnya hanya ingin meminta doa dan solusi. Saya pasrah, hanya bisa curhat. Sebenarnya uangnya ada, hanya saja ada orang yang tidak mau menunggu. Yang penting bagaimana caranya bisa mempercepat pembayaran. Alhamdulillah, semuanya selesai dan filmnya juga berjalan lancar,” tuturnya.

Pemain film Imam Tanpa Makmum ini tak menyangka Habib Hasan akan memberikan bantuan sebesar itu.

“Syakir sudah menganggap beliau seperti ayah sendiri, dan beliau juga menganggap Syakir seperti anak. Kata beliau, ‘Saya investasi, kalau ada untungnya, gunakan untuk dakwah dan majelis. Kalau suatu saat saya tidak ada, tolong jaga anak-anak saya.’ Habib santai sekali kalau ngobrol, seperti teman sebaya,” kenang Syakir.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *