Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden China Xi Jinping mengadakan pertemuan virtual yang berlangsung lebih dari satu setengah jam. Dalam diskusi tersebut, mereka mengeksplorasi potensi penguatan hubungan bilateral di tengah perubahan kepemimpinan di Amerika Serikat setelah pelantikan Donald Trump.
Pertemuan ini terjadi di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik global, khususnya pasca-invasi Rusia ke Ukraina pada tahun 2022. Sejak insiden tersebut, hubungan antara Rusia dan China semakin erat, di mana China memainkan peran penting sebagai mitra utama Rusia dalam bidang energi dan teknologi. Hal ini menegaskan upaya kedua negara untuk memperkokoh kerja sama dalam menghadapi tekanan internasional, terutama dari negara-negara Barat.
Xi Jinping dalam pembicaraan tersebut menyoroti pentingnya memperdalam kerja sama strategis guna menghadapi ketidakpastian global. Ia menyatakan komitmen untuk meningkatkan hubungan Rusia-China ke level yang lebih tinggi dan menekankan perlunya kerja sama erat dalam menghadapi tantangan internasional. Hal ini menunjukkan keseriusan kedua negara dalam menjaga stabilitas dan keamanan kawasan Eurasia.
Di sisi lain, Putin menyambut baik langkah Trump yang menunjukkan keinginan untuk berdialog dengan Moskow. Meskipun nama Trump tidak disebutkan secara eksplisit dalam diskusi, kedua pemimpin mengindikasikan kesiapan untuk membangun hubungan saling menguntungkan jika peluang tersebut muncul. Ini menunjukkan bahwa meskipun terdapat ketegangan, Rusia dan China tetap terbuka untuk berinteraksi dengan pemerintahan baru AS.
Statistik menunjukkan bahwa perdagangan antara Rusia dan China mencapai rekor tertinggi sebesar $240 miliar pada tahun 2023, meningkat lebih dari 64% sejak 2021. Fakta ini mencerminkan bahwa meskipun Rusia menghadapi sanksi internasional, hubungan ekonomi kedua negara terus berkembang secara signifikan. Hal ini menegaskan peran penting kerja sama ekonomi dalam memperkuat hubungan bilateral mereka.
Melalui pertemuan ini, diharapkan hubungan Rusia dan China akan terus berkembang meskipun menghadapi berbagai tantangan eksternal. Kerja sama erat antara kedua negara diyakini mampu memberikan kontribusi pada stabilitas kawasan dan menyelesaikan berbagai isu global yang kompleks. Keberhasilan mempertahankan hubungan ini akan menjadi tolok ukur penting bagi kekuatan aliansi strategis di masa mendatang.