Jerman Dan Prancis Siap Kerja Sama Dengan Pemimpin Baru Suriah Asalkan Memenuhi Semua Syarat

Jakarta — Jerman dan Prancis, dua kekuatan utama Uni Eropa, mengungkapkan kesiapan mereka untuk bekerja sama dengan pemimpin baru Suriah, yang terpilih setelah transisi politik di negara tersebut. Namun, kedua negara menegaskan bahwa kerja sama ini hanya akan terjadi jika pemerintah Suriah memenuhi serangkaian syarat, terutama terkait dengan hak asasi manusia dan proses perdamaian yang inklusif.

Dalam pernyataan bersama yang dirilis pada 12 Desember 2024, kedua negara menegaskan bahwa mereka tidak akan memberikan dukungan penuh kepada pemerintah baru Suriah kecuali ada kemajuan nyata dalam menghormati hak asasi manusia dan menyelesaikan konflik yang telah berlangsung lebih dari satu dekade. “Kami siap untuk berbicara dan bekerja sama, tetapi hanya jika pemerintah baru Suriah menunjukkan komitmen kuat terhadap rekonsiliasi nasional dan menghentikan pelanggaran hak asasi manusia,” ujar pernyataan tersebut.

Jerman dan Prancis mengungkapkan bahwa syarat utama dalam kerja sama ini adalah adanya kemajuan dalam proses perdamaian yang melibatkan semua pihak di Suriah, termasuk kelompok oposisi dan masyarakat sipil. Mereka juga mendesak agar pemerintahan baru Suriah memastikan akses bantuan kemanusiaan tanpa hambatan serta mendorong dialog yang inklusif untuk menyelesaikan konflik secara damai. Kedua negara tersebut menekankan pentingnya kembalinya perdamaian yang langgeng dan stabil di Suriah sebagai dasar hubungan internasional yang lebih baik.

Selain itu, kedua negara juga mengingatkan pemerintah Suriah tentang pentingnya menangani kebutuhan kemanusiaan yang mendesak. Suriah, yang telah dilanda perang saudara selama lebih dari 10 tahun, membutuhkan bantuan internasional untuk membangun kembali infrastrukturnya yang hancur dan memberikan perawatan medis bagi jutaan warga yang terluka atau terpengaruh oleh konflik. Jerman dan Prancis menyatakan bahwa kerja sama internasional dapat terjalin dengan syarat pemerintah Suriah memastikan distribusi bantuan dilakukan dengan transparansi.

Sementara Jerman dan Prancis bersikap hati-hati, mereka menegaskan bahwa Uni Eropa tetap berkomitmen untuk memainkan peran konstruktif dalam stabilisasi Suriah. Namun, mereka juga mengingatkan bahwa setiap bentuk hubungan dengan pemerintah Suriah harus memperhatikan prinsip-prinsip demokrasi dan hak asasi manusia. Hal ini menjadi penting mengingat pengaruh Suriah dalam geopolitik Timur Tengah serta keterlibatan berbagai kekuatan internasional yang berkontribusi pada kompleksitas masalah di negara tersebut.

Ke depannya, Jerman dan Prancis akan terus memantau perkembangan di Suriah dan siap untuk berkolaborasi dengan komunitas internasional guna memastikan perdamaian yang berkelanjutan di negara tersebut, selama syarat-syarat utama dapat dipenuhi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *